Sunday, August 1, 2010

at the age

Terkadang kita tak pernah benar-benar tau apa yang orang lain rasakan sampai kita mengalami sendiri hal yang sama.

Orang tua sulit memahami hal yang menjadi kemauan anak-anaknya, begitu pula sebaliknya, anak-anak menganggap orang tua tak mau mengerti apa yang di inginkan anak muda. Apa anak-anak harus menjadi orang tua dulu baru bisa mengerti apa yang orang tua harapkan? jika begitu bukankah orang tua pernah menjadi anak-anak? So, mereka seharusnya mengerti apa yang anak-anaknya inginkan bukan? Well, in fact is not as simple as what you thinking, life change people change.

Hal yang sama juga terjadi dalam dunia kerja, atasan vs bawahan, senior vs junior. Ketika dahulu kita menjadi bawahan, kita pernah merasa sakit hati karena dibentak-bentak di depan orang banyak oleh atasan kita atas kesalahan kita atau bahkan atas sesuatu yang sama sekali bukan hal yang menjadi tanggung jawab kita. Apapun itu penyebab yang sebenarnya, tidak bijaksana seorang atasan memarahi bahkan berteriak sambil membentak-bentak bawahan di depan orang banyak, apalagi di depan umum. Malu, sakit hati, pengen marahin balik ga bisa. Terima saja. Kita tau kita salah, dan sebagai atasan yang baik (menurut kita sebagai bawahan) adalah bukan memarahi di depan umum, tetapi memberi pengertian dan solusi atas permasalahan itu. Setidaknya itulah harapan dari seorang bawahan. My friends used to say: “jim, engke mun jadi officer ulah kitu nya.. “ (Indonesian: “jim (me), nanti klo sudah jadi officer jangan begitu yah..”)

Sekarang pernah kah terpikir oleh kita apa yang diinginkan oleh seorang atasan? Oke! : anak buah penurut, rajin, punya inisiatif, militant, bertanggung jawab dan bisa diandalkan. Dan tentu saja, bukan troublemaker.

Then senior vs junior. Here is the situation I’ve to face lately. As a junior, berharap ada seorang partner, kakak, guru, yang bisa mengayomi, berbagi pengalaman dan jelas lebih bisa diandalkan. Bukan senior yang demotivasi karena sudah berada di comfort zone, apalagi yg bisanya cuma “mbeo” thok’.

Aaand as a (good) senior, harapannya adalah ada seorang penerusnya yang cepat beradaptasi, cepat belajar sehingga nantinya lebih bisa diandalakan, lebih kompeten, tandem untuk saling berbagi dan bertukarpikiran, I guess.

Yahhh! However, apapun peran saya, sekarang atau nanti, pada saatnya, saya hanya ingin menjadi seseorang yang bisa berperan dengan baik dan tidak mengecewakan orang lain.

One thing, seberapabesarpun kita kecewa terhadap orang lain akan perannya, somehow someday mungkin cuma dia yang bisa membantu kita di saat orang lain tidak, so, understand him, help him.

No comments:

Post a Comment